Menulis adalah kekuatan yang akan selalu di hargai dan di kenang. Menulis membuka pemikiran kita, membuka mata kritis kita dan menjadikan kita lebih realistis memandang kehidupan. Nikmati tulisan saya dan ambil manfaatnya.
Minggu, 31 Oktober 2010
FILM VULGAR DAN PENGAWASANNYA
Film adalah satu bentuk hiburan bagi masyarakat dunia pada umumnya dan masyarkat Indonesia pada khususnya. Memang perfilman Indonesia kembali bangkit setelah beberapa tahun mati suri. Inilah yang membuat banyak sineas – sineas muda Indonesia semakin hari – semain bersemangat menghasilkan karya – karya film yang bermacam – macam kreasi. Dari film yang bertemakan percintaan sampai film yang bertema laga. Baik yang berjender horor maupun yang berjender komedi.
Sayangnya saat ini hasil – hasil karya film sineas Indonesia banyak bertemakan seks. Tujuannya adalah untuk menarik minat masyarakat Indonesia. Padahal itu semua hanya akan meracuni pikiran masyarakat menjadi pikiran yang jorok. Lihat saja di bioskop – bioskop di Indonesia walaupun film bergenre horor ataupun komedi tak luput dari sentuhan – sentuhan seks didalamnya. Baik dengan pemain yang berbusana minim dan aksi lainnya yang lebih dari itu.
Patut dipertanyakan apakah motivasi para sineas itu membuat film seperti hal tersebut. Kalau hanya alasan untuk bebas berekspresi dan lain sebagainya tapi akan merusak mental masyarakat bangsa ini maka itu semua bukan sebuah kebebasan berekspresi tapi jalan merubah banga ini menjadi semakin tak bermoral dan beretika. Kemajuan arus informasi dan teknologi saja sudah tak bisa di bendung apalagi di racuni dengan film – film seperti itu.
Peran pemerintah juga seperti kurang maksimal dalam pembatasan film bertema seperti ini. Lembaga sensor seperti lemah dalam mengawasi dan menindak film – film berbau seks. Kontrol yang buruk dari justru hanya akan semakin membuat bangsa ini semakin menjauh dari nilai – nilai luhur yang dulu di banggakan tapi akan merubah bangsa ini menuju krisis moral yang tak terbendung.
Sebenarnya siapa yang patut di persalahkan dari permasalahan ini. Kementrian Komunikasi dan Informasikah, lembaga sensorkah, sineas – sineas yang membuat film itu atau masyarakat sendiri yang mengkonsumsi film tersebut ? Yang jelas jika film – film di Indonesia masih di suguhi dengan tema – tema seks lama kelamaan pikiran masyarakat indonesia akan menjadi kotor dan semakin berkiblat dalam seks bebas. Film seperti itu juga mampu menjadi faktor runtuhnya moral bangsa ini.
Undang – undang tak bisa melindungi konsumen. Asal rating film tinggi dan dapat pelicin maka dengan mudah pula film itu lulus sensor tanpa memikirkan akibatnya bagi bangsa dan negara. Inilah yang harus kita perhatikan bersama bahwa dengan membiarkan film – film jorok seperti itu hanya akan membuat runyam bangsa ini yang sudah runyam pada awalnya. Tugas kita bersama memperbaiki sistem perfilman Indonesia agar film – film di Indonesia hasil karya intelektualitas yang benar – benar berkualitas dan memberi peran bagi perbaikan bangsa ini bukan meruntuhkan moral bangsa. Film – film yang mendidik bangsa ini menuju kemajuan bukan mempengaruhi pikiran masyarakat dengan pikiran jorok seperti itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar