Alhamdulillah, tahun demi tahun berlalu dengan atau tanpa makna. Kelapangan maupun kesempitan menghiasi warna – warni sisi kehidupan ini. Kadang terlalu dengan sabar dan kadang di lalui dengan gerutuan atau penyesalan dari dalam diri. Namun, itulah menandakan diri ini hanya sebatas manusia biasa yang penuh khilaf dan salah.
Umur ini bertambah seiring dengan perjalanan waktu yang tak mampu di hentikan. Laksana terpaan angin kadangkala diperjalanan mengarungi sang waktu iri ini mampu terhempas jika hati ini tak menggunakan rasa kesabaran. Semua bercampur aduk di setiap detik langkah diri di bumi Allah ini.
Terungkap jelas bahwa umur ini tak lama lagi dengan pertambahan usia. Sudah cukup masa – masa yang kelam wajib dan harus di perbaiki. Mengharapkan keberkahan diri datang dari sang pemilik diri, yakni Allah yang selalu ku cintai meski kadang diri ini tak sempurna menjalankan setiap perintahnya.
Ingin rasanya menguraikan air mata menampakkan setiap kesalahan diri. Akantetapi semua yang selama ini yang terjadi tak layak untuk di ratapi. Perbaikanlah yang mestinya terjadi agar diri ini semakin sadar tak layak rasanya terus dalam bendungan kesalahan yang menghitamkan diri.
Sejuta harapan terpancar di Miladku yang 21 tahun ini. Sejuta harapan itu pula ku inginkan menjadi penyemangat diri agar jadi lebih baik. Semua mimpi dan cita menjadi penguatnya dalam memandu hati dan jiwa ini di bumi. Merasakan betapa baiknya Allah memberi kesempatan lagi untuk menyelami diri agar di perbaiki jadi lebih menghargai diri dan orang lain di setiap sisi kehidupan ini.
Dunia ini akan ada akhirnya nanti ketika kematian itu datang. Dan biarkan aku memeluk kematian itu dengan senyum kepuasan dengan setiap perbaikan di masa setelah ini. Menyambut malaikat maut dengan salam gembira pertanda diri telah siap bertemu dengan Allah di alam lain yang meski di lalui. Semoga Allah selalu melapangkan jalan ini disetiap sudut jalan kehidupan yang di lalui. Amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar