Pagi yang cerah menanti diriku yang masih tertelungkup selimut. Entah mengapa hari ini sangat berbeda dengan apa yang ku rasakan kemarin. Hari ini ku emukan roh baru dalam jiwaku karena ku telah temukan satu cinta yang mampu berikan makna di hidupku. Cinta itu telah lama ku pendam dan akhirnya mampu ku dapatkan.
Jam telah menunjukkan pukul 06.30 pagi dan hari itu bertepatan dengan hari minggu. Banyak yang ingin aku lakukan hari ini dan tak ingin aku melewatkannya. Hari ini begitu indah dan membuatku tambah semangat menjalani waktu.aku pun segera bangun dari tempat tidurku dan bergegas mandi dan berpakaian dan setelah itu pergi menuju rumah gadis yang selama ini ku cintai.
Awan putih terasa putih berseri dan menambah keindahan pagiku. Aku merasa bahagia sampai – sampai di saat mandi ku lantunkan sebuah lagu untuk menambah keindahan pagiku. Mandikupun selesai dan aku bergegas memakai pakaianku dan setelah itu sarapan pagi. Aku bingung baju apa yang harus ku pakai hari ini karena hari ini kencan pertama ku dengan gadis pujaanku. Oh iya aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Igu dan aku seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi dikota kelahiranku. Asal pada tahu aja aku adalah calon guru dan aku gak tau entah mengapa aku memilih menjadi seorang guru tapi, mungkin Tuhan yang menentukanku.
Setelah memilih baju cukup lama untuk ku pakai saat menemui doi aku pergi ke dapur untuk sarapan pagi. Walaupun sarapan di pagi itu hanya berlaukkan tempe dan telur goreng aku tetap melahapnya karena tak penting bagiku. Apapun yang ku makan hari ini akan selalu enak bagi diriku apalagi di saat lagi kasmaran seperti ini. Jam telah menunjukkan pukul 07.30 pagi dan aku telah selesai sarapan. Aku bergegas mengambil kunci sepeda motorku dan berangkat menuju rumah kekasihku.
Alangkah terkejutnya aku melihat ban sepeda motorku yang kempes. Sial banget kataku dalam hati padahal hari ini adalah hari spesial dalam hidupku. Aku pun terpaksa mendorong motorku untuk segera di tambal di tempat tukang tambal terdekat. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya aaku menemukan tukang tambal ban. Waktu terus berlalu dan tak terasa jam telah menunjukkan pukul 08.30 namun, ban sepeda motorku belum juga selesai di tambal. Tiba – tiba handphone ku berbunyi dan ku lihat di monitor handphoneitu adalahtelepon dari pacarku. Setelah ku angkat terdengar suara pacarku yang marah – marah dan sedang menunggu aku yang kebocoran ban. Aku pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku. Akhirnya dia pun tenang dan mau mengerti keadaanku.
Pukul 09.00 akhirnya ban sepeda motorku selesai di tambal. Aku segera menuju rumah pacarku yang agak jauh dari rumahku tapi demi orang yang ku cintai aku akan lakukan apapun demi menemuinya. Jam menunjukkan pukul 09.45 dan akupun sampai kerumah kekasihku. Dengan penuh keringat aku mengetuk pint rumahnya dan tak berapa lam pintu terbuka da terlihatwajah kekasihku yang agak cemberut. Setelah dipersilahkan masuk dan di suruh duduk akupun langsung masuk keerumahnya dan segera duduk untuk menghilangkan kepenetan di perjalanan tadi.
Pacarku bernama Diza dan dia satu kuliah denganku. Aku mengenalnya saat bersama – sama melaksanakan study tour ke suatu daerah di sekitar Kalimantan Selatan. Setelah sekian lama menantin akhirnya dia mau menjadi pacarku. Namun, ku tau Diza adalah wanita yang pencemburu dan suka ngambek namun dari situlah aku menyukainya. Berawal mendengarkan curhatannya kamipun akhirnya akrab dan saling suka satu sama lain.
Dengan wajah yang agak kecapean akpun menegurnya. “Sayang, kenapa ? masih ngambek ya ?” kataku. “Ah gak juga !” katanya padaku. Tapi ku tau kalau dia marah karena keterlambatanku. Akupun meraih tangannya dan menjelaskan kembali mengapa sampai aku terlambat. Aku pun mencoba mengajaknya bercanda dan akhirnya dia pun tersenyum kembali. Aku pun meminta maaf kepadanya tentang keterlambatanku dan ia mau memaafkanku.
Waktu telah menunjukkan pukul 11 siang dan hari sudah agak terasa panas. Seperti janji semula kami ingin pergi jalan namun tak tau arah tujuan. Aku mengambil inisiatif untuk pergi ke warung internet bersamanya. Setelah menempuh perjalanan yang gak terlalu lama akupun akhirnya sampai kepada tujuanku. Aku dan dia masuk mencari box ang kosong dan kami menuju box 4 yang masih kosong. Di sana sudah terlihat banyaknya pasangan muda – mudi. Aku pun mengambil tempat duduk dan duduk bersebelahan dengannya. Aku buka situs yang menjadi situs favoritku yaitu situs pertemanan. Aku membuka alamat e – mail ku dan ku lihat banyak sekali komentar yang masuk. Sambil mengobrol dan bercanda dengannya aku membaca – baca isi komentar di web ku.
Di komentarku tertulis suatu hal yang membuat pacarku marah padaku. Di komentar yang di tulis oleh mantan kekasihku itu tertulis kata yang seolah – olah mengajakku untuk balik kepadanya. Aku pun segera menjelaskan kepada pacarku tapi ku lihat di marah besar kepadaku. Dia mengajak pulang aku padahal baru browsing beberapa menit. Akupun terpaksa pulang dan di sepanjang perjalanan dia berdiam diri. Dia membuatku jadi tak enak hati.
Kamipun akhirnya sampai di rumahnya dan kami bertengkar hebat. Aku yang merasa ini adalah kesalah pahaman semata. Aku pun mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan aku mencoba membujuknya untuk membicarakan semuanya. Akhirnya dia pun mau dan kami berdebat tentang mantanku. Aku menjelaskan bahwa tak ada ruang lagi di hatiku untuk semua masa lalu di hidupku. Namun, dia seolah tak mau percaya apa yang kukatakan kepadanya. Akhirnya setelah bertengkar dengan cukup lama aku pun mengalah dan emutuskan untuk pulang saja.
Hari ini tak berjalan dengan apa yang ku harapkan. Hari ini aku seperti terkena sial dan mmbuatku jadi amat sangat kecewa. Jam 5 sore akhirnya aku sampai di rumah dan aku langsung pergi kekamar dan membaringkan tubuhku. Tak terasa aku tertidur sampai jam menunjukkan pukul 8 malam. Aku melihat handphoneku apakah ada sms atau telepon dari Diza namun, tak ku temukan. Aku pun mengirimkan sms kepadanya dan mencoba kembali menjelaskan apa yang terjadi. Namun, sms yang ku kirim tak dibalas oleh Diza dan akupunmencoba menelponnya. Tapi sayangnya teleponku tak di angkat olehnya.
Jam telah menunjukkan pukul 10 malam dan aku masih memikirkan Diza yang marah padaku. Aku merasa apa yang ku lakukan hari ini sia – sia saja. Aku merasa hari ini hari terburuk dalam sepanjang waktu yang ku alami di hidupku. Aku pun pergi kedapur untuk mencari makan karena dari tadi siang akibat dari pertengkaran aku lupa makan. Setelah selesai makan akupun bergegas menuju kamarku lagi dan tidur kembali.
Pukul 3 pagi aku terbangun akibat mimpi buruk yang ku alami. Di saat terbangunitu aku termenung dan merasakan ada suatu hal yang kurang di hidupku. Aku merenungi diriku dan terpikirkan karena cinta aku melupakan seorang yang sangat penting dalam hidupku. Itulah Allah yang selama ini memberikan semua yang terbaik di dalam hiduku. Aku menangis dan merasakan betapa aku telah melupakan Allah dan menampikkan – Nya selama ini.
Aku bergegas mengambil air wudhu dan memutuskan untuk melaksanakan shalat taubat dan shalat malam. Di malam itu aku menyesali apa yang telah ku lakukan selama ini di dalam hidupku. Aku menangis memohon ampunan dari Allah dengan sejadi – jadinya. Aku merasa diriku ini kotor namun, ku tau rahmat Allah tak akan pergi dari hidupku. Aku sadar apa yang terjadi padaku adalah kemarin adalah jalan Allah untuk menyadarkanku dan mengembalikanku kejalan yang benar. Selam ini aku tersesat dari jalan Allah dan banyak melalukan hal – hal yang di larang agama. Aku lebih mengutamakan cinta dari padashalat yang merupakan kewajibanku sebagai seoarang muslim.
Setelah selesai shalat aku tak mampu lagi terpejam dan adzan shubuh pun berkumandang. Aku segera bergegas menuju masjid padahal selama ini aku paling malas pergi kemasjid. Aku sadari hidupku banyak tersita oleh hal – hal yang bersifat duniawi. Aku lebih mengutamakan cinta dari pada Allah. Setelah selesai melaksanakan shalat shubuh aku pun berjanji akan menjadi seorang muslim yang taqwa. Jam telah menunjukkan setengah 6 pagi dan aku bergegas merapikan tempat tidurkudan bersegera mandi karena aku harus kuliah pagi.
Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi dan aku bergegas pergi kekampusku. Entah mengapa hari ini begitu berbeda dan ku mampu melupakan keluh – kesahku selama ini. Sekarang aku mencoba melupakan cinta yang ku miliki walaupun itu sulit. Aku memutuskan untuk bergabung dengan kegiatan remaja masjid di kampusku. Aku ingin mendapatkan ketenangan hidup dan mampu melupakan cinta yang dulu menjadi tujuan utama hidupku.
Jam kuliah selesai dan ku bertemu dengan Diza, orang yang aku cintai. Aku masih melihat wajahnya yang agak marah padaku tapi ku coba menepikannya. Aku berjanji tak akan mengutamakan cinta lagi. Aku pun tak menegurnya dan membiarkan dia berpapasan denganku karena ku tau aku tak bersalah namun hanya kesalah pahaman belaka. Aku bergegas menuju masjid untuk menemui amir remaja masjid dan mengutarakan keinginanku untuk bergabung di remaja masjid.
Alhamdulillah aku di terima dengan baik dan aku berharap aku menemukan cahaya rahmat dari Allah dan mendapatkan ilmu agama yang dapat membuatku lebih mampu melawan segala godaan dunia. Aku pun di suruh mengikuti kegiatan remaja masjid besok hari.
Besoknya aku mengikuti training motivasi yang di adakan oleh remaja masjid. Training itu memberikan aku inspirasi untuk jadi manusia yang tak gagal dalam menjalani hidup ini. Aku semakin yakin kalau cinta yang ku muiliki ini membutakan mata batinku.
Waktu terus berlalu, aku telah temukan makna hidup dalam islam yang sebenarnya. Dalam islam laki – laki dan wanita tak boleh bergaul bebas. Hal ini karena wanita adalah insan yang suci dan harus terjaga kesuciannya. Dan aku selama ini tidak memahami wanita dengan baik. Aku tak tau cara memperlakukan wanita dengan baik padahal wanita itu adalah makhluk yang memiliki perasaan lembut di hatinya.
Sekarang aku sadar kalau jodoh itu yang mengatur hanya Allah dan manusia tak bisa menentukan pasangan hidupnya. Waktu terus berlalu dan aku terus menjaalankan aktivitasku sebagai pengemban dakwah setelah aku mampu melupakan semua cinta yang menggangguku. Tak terasa aku telah kuliah di semester 2 dan di stu ku temukan banyak goncangan iman. Godaan semakn berat dan membuat aku semakin mengerti kalau semakin tinggi iman maka semakin tinggi cobaan dan godaan.
Pagi itu seperti biasa setelah aku sarapan aku berangkat kekampusku. Di pejalanan aku bertemu Diza orang yang dulu ku sayangi. Tak seperti biasanya dia menyapaku dan aku hanya tersenyum padanya karena ku tak mau hatiku tergoda cinta lagi. Sesampainya di kampus aku mencari tempat duduk dan ku lihat Diza datang dan duduk disebelahku. Aku merasa bingung, kenapa Diza mendekatiku padahal aku sudah lama tak bertegur – sapa degannya. Aku terus mencoba untuk tak melihatnya karena aku takut rasa cinta ku bersemi lagi kepadanya di saat aku ingin mempertahankan keimananku. Aku takut terhipnotis oleh godaan syaitan dengan alasan atas nama cinta.
Waktu terus berlalu, aku merasa tak tenang dengan kehadiran Diza di sampingku. Tak terasa jam pelajaran habis dan aku bersegera pulang tapi tak di sangka Diza mencegatku. Dia menanyakan suatu hal yang tak ingin ku dengarkan karena takut dapat merusak imanku lagi. Dia bertanya apakah aku masih mencintainya dan aku hanya diam saja. Aku terus menghindar dan mencoba mejauh agar tak menjawab pertanyaannya. Aku tak ingin berbohong kepadanya dengan mengatakan tidak mencintainya lagi padahal hatiku masih sangat amat mencintainya.
Aku pun lekas pergi menuju masjid untuk melaksanakan shalat sunat agar pikiranku tenang kembali. Shalat selesai dan aku bergegas manghadiri pengajian remaja masjid dan saat itu sedang di bahas mengenai cinta yang hakiki. Yang mengisi pengajian pada saat itu adalah ustadz baihaqi yang merupakan ustadz yang paling ku sukai dari segi pembawaan kajiannya. Alhasil apa yang di sampaikan beliau begitu masuk ke hatiku. Beliau mengatakan cinta kepada manusia adalah cobaan semata. Karena cinta yang tak di dasari prinsip agama dapat membuat kita lupa kepada Allah.
Pengajian berakhir dan di lanjutkan dengan shalat dzuhur berjamaah. Setelah shalat dzuhur selesai aku pun pulang ke rumah. Adu beristirahat dari kelelahan yang aku alami hari ini. Hari ini aku mendapatkan pelajaran bagaimana mengelola cinta kepada lawan jenis dengan baik. Mencitai dengan menerapkan aturan agama dan mengkondisikan diri lebih mengedepankan cintanya Allah dari pada cint kepada manusia karena Allah lah yang memberikan cinta itu di hati setiap manusia.
Besoknya, jam setengah 4 pagi aku bangun untuk melaksanakan shalat malam dan shalat hajat. Dalam doa malam itu aku memohon dan meminta kepada Allah agar di berikan cinta yang tak membuatku lupa pada – Nya. Tak terasa adzan shubuh berkumandang dan aku bergegas pergi ke masjid di dekat rumahku. Shalat shubuh pun berakhir dan waktu telah menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Aku bergegas pulang kerumah dan merapikan kamarku. Setelah selesai membersihkan kamar aku bergegas mandi karena mata kuliah yang aku ambil jadwalnya selalu pagi. Jam 7 pagi setelah sarapan pagi aku pun berangkat menuju kampus.
Kira – kira pukul 07.20 pagi aku pun sampai di kampuku. Ku lihat bangku – bangku telah penuh dan hanya ada satu bangku kosong dan itupun di dekat Diza. Aku pun berdoa dalam hati apakah ini cobaan bagiku. Dengan terpaksa aku duduk di samping Diza dengan keadaan gugup aku menaruh tasku di atas bangku. Aku pun duduk dan seperti biasa aku kembali merasa tak tenang. Jam pelajaran pun berakhir dan aku ingin cepat – cepat pergi agar kejadia seperti kemarin tak terjadi lagi padaku.
Namun, kembali Diza mencegatku dan dia kembali menanyakan hal yang sama kepadaku. Dengan terpaksa aku pun menjawab bahwa aku sejujurnya masih mencintainya tapi tak ingn memilikinya atas alasan Islam melarang pacaran. Diza terdiam dan akupun berlalu pergi. Aku merasa masih tak pantas untuk mencintai karena takut seperti dulu. Aku mencoba menanamkan kepercayaan kalau cinta itu tak kemana dan Allah pasti akan memberikan cnta yang terbaik untuk hidupku. Karena ku yakin lelaki yan baik pasti akan mendapatan gadis yang baik pula.
Waktu terus berjalan dan tak terasa waktu sudah seminggu berjalan semenjak ku utarakan jawaban atas pertanyaan dari Diza. Pagi itu hari agak mendung dan matahari agak tertutup awan. Seperti biasa aku berangkat kekampus pukul 7 pagi. Di perjalanan ku lihat seoarang gadis memakai pakaian yang anggun dan memakai kerudung namun, karena aku ingin cepat – cepat berangkat au tak terlalu memperhatikan siapa gadis itu. Sesampainya di kampus ku menuju kelas dan mencari bangku kosong untuk ku duduki. Sembari menunggu dosen datang untuk mengisi waktu luangaku pun sambil membaca – baca buku. Sakin asyiknya membaca buku aku pun tekejut mendengarkan teriakan temanku bahwa ada mahasiswi baru datang. Aku pun menconba melihat dan tak ku sangka mahasiswi itu adalah wanita yang aku lihat dijalan dan itu adalah Diza.
Subhanallah, aku sangat terkejut dengan semua apa yang ku lihat. Hari iru Diza begitu berbeda dari yang biasanya. Pakaiannya tertutup dan sangat sopan dan sampai – sampai aku tak mengenalinya. Aku pun terdiam danmenundukkan pandanganku. Entah kenapa pada jam pelajaran itu aku tak bisa berkonsentrasi belajar. Jam pelajaran pun selesai dan segera merapikan buku – bukuku untuk segera pulag kerumah. Tapi, tiba – tiba Diza mendekat dan memberikan selembar kertas yang sepertinya surat. Aku punterdiam dan Diza kemudian pergi meninggalkanku. Kertas itu pun ku simpan dan aku memutuskan akan membacanya di rumah.
Sesampainya di rumah aku pun membaca surat itudan aku terhenyak membaca surat itu. Surat itu berisi sebagai berikut : “Terima kasih atas cinta yang tulus darimu. Darimu ku temukan arti cinta yang sebenarnya, arti cinta yang selama ini tak aku dapatkan dari siapapun selain darimu. Kini ku yakin cintamu tulus padaku karena Allah. Aku yakin jika kau memang jodohku maka suatu saat nanti Allah pasti akan menyatukan kita dengan Ridha – Nyya. Untuk sekarang aku ingin menjalani dan mempelajari agama dengan baik agar tak ada sesal dalam hidupku. Jagalah cintamu untukku karena Allah untukku dan akupun akan menyimpan rasa cintaku ini kepadamu karena Allah.
Aku terdiam dan merasa ini adalah karunia yang sangat besar yang di berikan Allah untukku. Tak hentinya aku bersyukur kepada Allah atas sadarnya wanita yang selama ini ku cintai. Aku merasa bahagia dan aku berjanji akan menyimpan semua rasa cinta ku ini unuknya karena Allah dan berharap suatu saat nanti akan bersatu dengannya atas izin Allah Swt. Inilah cinta yang sebenarnya, hadir karena Allah dan pergi pun karena Allah. Itulah cinta yang sejati yaitu cinta yang tak akan pernah ternodai oleh hanyacinta nafsu belaka.
***SELESAI***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar