Kegagalan yang kita hadapi kadang kala kita anggap sebagai akhir dari segalanya. Kita mengeluh, kita putus asa, kita terus memikirkan kegagalan yang kita hadapi sehingga menjadi sebuah tekanan batin yang merusak kepercayaan diri kita untuk bangkit. Padahal suatu kegagalan bukanlah akhir dari segalanya jika kita mau memikirkan hikmah dari kegagalan tersebut.
Seandainya saja Thomas Alfa Edison itu menyerah dalam percobaannya mungkin kita tidak akan mengenal lampu pijar dan pengembangannya sampai saat ini. Jika para pahlawan itu pasrah dan menyerah dalam perang kemerdekaan karena banyaknya pejuang yang mati mungkin negara kita Indonesia tak akan pernah merdeka. Itulah makna dari sebuah kegagalan bukan suatu hal yang menjadi sindrom ketakutan kita.
Ada juga orang yang belum mencoba tapi takut gagal duluan alias tak berani mengambil resiko kegagalan. Dalam mindsetnya lebih baik mundur daripada gagal dan merugikan diri sendiri. Sebenarnya hidup ini adalah resiko dan memang harus di jalani dengan keputusan- keputusan yang berani. Kita ada dunia dengan resiko - resiko yang siap kita tanggung di akhirat kelak. Pada dasarnya manusia itu dalam kerugian jika kita sama saja tidak berlaku apa – apa seperti yang kemarin. Bukankah kita harus menjadi lebih baik dari pada yang dulu – dulu dan caranya adalah mencoba segala yang kita inginkan untuk mencapai kebaikan – kebaikan tersebut.
Ingatlah kata – kata seorang Mahatma Gandhi tokoh perubahan India “The future depends on what we do in the present‐‐‐Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini”. jika kita gagal di masa lalu kita harus saat ini memperbaikinya dan jadikan kegagalan kemarin itu cerminan dalam perbaikan kita menjadi yang lebih baik. Kita tak perlu memikirkan esok hari tapi esok hari jadikan sebuah tekad kita untuk jadi lebih baik dan lakukan perbaikan itu sekarang dimana waktu yang kita hadapi saat ini adalah penentu kehidupan kita yang akan datang.
Kita boleh saja gagal dalam hal cinta, gagal dalam hal melakukan program kerja kita, gagal dalam usaha tapi jangan biarkan kegagalan itu menjadi penghambat kita dan penghenti kita untuk berusaha dan untuk maju. Seorang Aristoteles mengatakan “ Jika engkau mencintai dirimu, janganlah engkau memberikannya waktu untuk melakukan kejelekan”. Maksudnya jangan sampai karena kegagalan yang kita hadapi kita malah down dan melakukan tindakan – tindakan yang buruk dan tidak sepatutnya dilakukan. Jika kita sayang kepada diri kita maka perlakukan diri kita dengan baik dan bijak, hargai setiap waktu untuk melakukan kebaikan buat diri sendiri dan orang lain. Tak bermanfaat suatu kesuksesan kalau hanya untuk kepentingan sendiri tanpa bisa membuat orang lain tersenyum bahagia karena kesuksesan yang kita dapatkan.
Kegagalah melahirkan penemuan yang ingin di capai. Dari kegagalan itu kita akan mendapatkan penyempurnaan - penyempurnaan untuk perbaikan diri kita. semua penemuan yang ada di dunia ini di peroleh dari sebuah proses kegagalan dan tidak ada yang langsung memperoleh keberhasilan. Samuel Smile mengatakan “He who never made a mistake, never made a discover - Siapa yang tidak pernah berbuat salah, tidak pernah mendapat penemuan/pembelajaran”.
Jadi, jangan pernah merasa karena kesalahan atau kegagalan membuat kita berhenti berbuat. Tapi, jadikan kegagalan kita sebuah proses penyempurnaan untuk meraih prestasi tertinggi yang kita harapkan dan inginkan. Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran dan jika gagal terus berusaha dan belajarlah dari kegagalan itu. Tak ada pernah kata menyerah dan jangan pernah katakan “aku tidak bisa” sebelum mencoba. Terlalu bodoh diri kita jika membiarkan ketakutan mencoba karena takut gagal membuat kita tak melakukan apa – apa. Kuasai rasa takut kita dan rebutlah peluang yang ada untuk keberhasilan kita kedepan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar