Sabtu, 23 Oktober 2010

MENGEVALUASI PERJALAN SETAHUN PEMERINTAHAN

*) Agus Suriadi
Intelektual Muda Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komsat Unlam
Mahasiswa Pendikan Ekonomi FKIP Unlam


Setahun sudah Soesilo Bambang Yudhoyono bertandem dengan Boediono memimpin negara ini. Seribu satu kisa telah terjadi seiring waktu berjalan di negeri kita tercinta Indonesia. Mulai dari hal – hal yang kecil sampai berbagai kejadian besar yang mengundang kontroversi. Dari yang biasa sampai peristiwa yang luar biasa dan ada yang jelas akhirnya tapi lebih banyak tidak jelas pada ujungnya.

Kita ingat dengan jelas berbagai kasus hukum yang tidak jelas ujung penyelesaian. Kasus Century yang sampai sekarang tidak jelas kabarnya dan membuat seribu pertanyaan dalam hati rakyat Indonesia. Apakah memang ada keterkaitan pemerintah dalam kasus ini hingga kasus Century terombang – ambing tak jelas kemana arahnya. Adakah praktek tangan tak terlihat di balik ini semua sehingga pengungkapan kasus ini seperti angin lalu yang tiada artinya.

Selain itu KPK yang semakin diperlemah dalam penindakan kasus korupsi di negara ini seperti mempertegas kelemahan kedua pemimpin bangsa ini. KPK adalah lembaga yang sangat di butuhkan dalam memperbaiki citra bangsa ini kedepan agar bebas dari penyakit kronis yang namanya korupsi. Permasalahan bangsa ini adalah adanya sekelompok orang yang bersatu untuk menekan KPK sehingga mereka leluasa berpraktek korupsi di bangsa dan negara ini. Faktanya sudah jelas sampai sekarang ketua KPK belum di tentukan dan terkesan di kesampingkan. Bukankah ini membuat kelemahan bagi lembaga KPK dalam memberantas korupsi di negara ini.

Belum lagi kasus yang baru saja terjadi saat seluruh mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia melakukan demonstrasi untuk mempertegas sikap mahasiswa dan mempertanyakan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah di satu tahun pemerintahan. Semua di lakukan karena dalam satu tahun terakhir sama sekali tidak ada perubahan yang signifikan terhadap bangsa dan negara ini.

Sikap arogan polisi dan emosi yang meluap – luap dari mahasiswa di berbagai daerah mengakibatkan bentrokan tidak terhindarkan. Di Makassar sendiri mobil – mobil dinas berplat merah menjadi aksi penghancuran mahasiswa. Di Jakarta sikap polisi yang juga tersulut emosi membuat satu orang mahasiswa Universitas Bung Karno tertembak pada saat bentrok terjadi. Ada apa sebenarnya dengan bangsa dan negara ini. Selain budaya korupsi yang mengakar apakah akan di tambah dengan budaya kekerasan yang juga sering terjadi dalam setahun terakhir.

Inikah yang namanya kebiasan yang menjadi budaya. Budaya korupsi dan kekerasan yang terjaga selalu tanpa bisa di sadari dan di atasi. Memang korupsi dan kekerasan berbeda jauh maknanya. Akantetapi keduanya adalah penyakit yang harus di berantas dengan bijaksana dan tepat. Korupsi akan mempermiskin Indonesia dan kekerasan akan merubah Indonesia menjadi negara yang kehidupannya seperti hutan rimba.

Inilah tantangan pemerintahan SBY – Boediono empat tahun kedepan . Menjawab dengan bijaksana keraguan masyarakat Indonesia kepada mereka. Mempertegas sikap dan jangan lemah dengan segala tantangan kedepan. Jangan sampai setiap permasalahan di negara ini tak jelas penyelesaiannya dan tak jelas arah tujuannya sehingga membuat rakyat bingung dan mempertanyakan sikap pemimpinnya sendiri.

Pemimpin harus tegas dan jangan sampai mudah di intervensi elit – elit partai. Pemimpin di pilih rakyat untuk mengayomi dan melindungi mereka sampai kesejateraan dan kemakmuran itu terwujud. Jangan sampai membuat rakyat menjadi menderita batin ketika pemimpin itu memimpin. Terbuka dengan masukan dan mudah membuka mata, hati dan telinga akan nasib rakyatnya. Berdialog dan menerima masukan dari mahasiswa karena mahasiswa adalah kaum intelektual yang begitu kritis sehingga jika suara mereka tidak di dengar apapun akan mereka lakukan agar suara mereka didengar. Apa susahnya menerima masukan dari para mahasiswa Indonesia bukankah mahasiswa juga nanti akan menggantikan pemimpin – pemimpin di negara ini.

Sudah seharusnya kita semua bertindak dan bersikap dewasa terhadap berbagai permasalahan di negara ini. Jangan biarkan ke aroganan pemimpin yang tidak mendengar suara dan aspirasi rakyat membuat semakin tumbuhnya benih – benih kehancuran di negara Indonesia yang tercinta ini. Saling menerima pendapat dan menerima masukan serta saling memahami satu sama lain, antara pemimpin dan rakyatnya sehingga tumbuh saling memiliki bangsa ini satu sama lainnya.

Semoga setahun pemerintahan SBY – Boediono membuat kita semakin sadar betapa masih banyak yang harus di benahi dari bangsa ini. Setahun kita dipimpin membuat kita sadar dan mengeavaluasi dengan bijak segala kekurangan yang di rasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Kita berbuat sesuai kaidah dan bertindak positif demi kemajuan bangsa dan negara ini kedepan. *)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar