Inspirasi Ekonomi
Menulis adalah kekuatan yang akan selalu di hargai dan di kenang. Menulis membuka pemikiran kita, membuka mata kritis kita dan menjadikan kita lebih realistis memandang kehidupan. Nikmati tulisan saya dan ambil manfaatnya.
Kamis, 27 Januari 2011
Apakah Anda Layak di Sebut Pemimpin !
Apakah kita menganggap diri kita seorang pemimpin atau seorang pemalas. Seorang pemalas dapat di artikan sebagai orang yang suka memberikan instruksi atau suka menyuruh tapi dia tidak ada tindakan yang konkrit dari dirinya sendiri. Tipe pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang pemalas, hanya suka berisntruksi, lepas tangan setelah itu kalau ada sesuatu hal maka anak buah yang dia akan salahkan. Pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang otoriter. Maka menurut saya ini bukan tipe seorang pemimpin yang baik tapi melainkan tipe pemimpin yang malas.
Pemimpin yang baik adalah seorang yang memimpin dengan memberi contoh dan teladan bagi tim yang dipimpinnya. Pemimpin tipe ini tak hanya berteori dan sekedar memberi instruksi tapi juga langsung ikut berperan dalam kinerja timnya. Tipe pemimpin ini adalah pemimpin yang tak hanya menjadi pemandu tapi juga pengayom bagi orang – orang yang berada di bawah pimpinannya.
Dalam sebuah atau kelompok tim seorang pemimpin merupakan peran yang sangat vital. Pemimpin adalah penumbuh gerakan dengan menjaga tim itu agar tetap bergerak searah dengan tujuan bersama. Jika pimpinan itu kehilangan intergritasnya maka dapat di pastikan akan menganggu kinerja timnya kedepan. Oleh karena itu seorang pemimpin bukan hanya seorang yang memberi perintah kepada bawahannya tapi juga sebagai motor penggerak orang – orang yang di bawahnya melalui proses keteladanan, memberikan contoh yang baik, dan pendorong serta pemotivator mereka – mereka yang terpimpin.
Kita dapat belajar dari keteladanan Rasulullah dan para Khalifah. Mereka bukan hanya seorang pemimpin tapi juga menjadi suri tauladan bagi umat yang di pimpin ke arah pencerahan. Mereka tak hanya berinstruksi tapi juga ikut serta melakukan dengan turun tangan bersama. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin itu di cintai karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyatukan hati dan jiwanya dengan orang – orang yang di pimpinnya.
Pemimpin bekerja untuk menjaga pola kerja tim agar berjalan baik demi tercapainya tujuan. Memimpin bukan pekerjaan yang mudah tapi juga bukan pekerjaan yang berat. Memimpin adalah sebuah proses untuk menyatukan visi dan misi sehingga harus ada sinkronisasi antara pemimpin dengan yang di pimpin. Jika ini tidak sinkron maka hal ini hanya akan mempersulit tim dalam mencapai tujuan. Jadi, bertanyalah dalam diri anda sendiri, pemimpin seperti apakah anda sekarang ? Pemimpin yang otoriter dan suka menyalahkan atau pemimpin yan mengayomi sekaligus memberi suri tauladan. Rubahlah diri anda karena kita adalah pemimpin bagi diri kita masing - masing. So,we are the leader for ourselves !
Minggu, 16 Januari 2011
Jangan Takut Gagal dan Salah
Kegagalan yang kita hadapi kadang kala kita anggap sebagai akhir dari segalanya. Kita mengeluh, kita putus asa, kita terus memikirkan kegagalan yang kita hadapi sehingga menjadi sebuah tekanan batin yang merusak kepercayaan diri kita untuk bangkit. Padahal suatu kegagalan bukanlah akhir dari segalanya jika kita mau memikirkan hikmah dari kegagalan tersebut.
Seandainya saja Thomas Alfa Edison itu menyerah dalam percobaannya mungkin kita tidak akan mengenal lampu pijar dan pengembangannya sampai saat ini. Jika para pahlawan itu pasrah dan menyerah dalam perang kemerdekaan karena banyaknya pejuang yang mati mungkin negara kita Indonesia tak akan pernah merdeka. Itulah makna dari sebuah kegagalan bukan suatu hal yang menjadi sindrom ketakutan kita.
Ada juga orang yang belum mencoba tapi takut gagal duluan alias tak berani mengambil resiko kegagalan. Dalam mindsetnya lebih baik mundur daripada gagal dan merugikan diri sendiri. Sebenarnya hidup ini adalah resiko dan memang harus di jalani dengan keputusan- keputusan yang berani. Kita ada dunia dengan resiko - resiko yang siap kita tanggung di akhirat kelak. Pada dasarnya manusia itu dalam kerugian jika kita sama saja tidak berlaku apa – apa seperti yang kemarin. Bukankah kita harus menjadi lebih baik dari pada yang dulu – dulu dan caranya adalah mencoba segala yang kita inginkan untuk mencapai kebaikan – kebaikan tersebut.
Ingatlah kata – kata seorang Mahatma Gandhi tokoh perubahan India “The future depends on what we do in the present‐‐‐Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini”. jika kita gagal di masa lalu kita harus saat ini memperbaikinya dan jadikan kegagalan kemarin itu cerminan dalam perbaikan kita menjadi yang lebih baik. Kita tak perlu memikirkan esok hari tapi esok hari jadikan sebuah tekad kita untuk jadi lebih baik dan lakukan perbaikan itu sekarang dimana waktu yang kita hadapi saat ini adalah penentu kehidupan kita yang akan datang.
Kita boleh saja gagal dalam hal cinta, gagal dalam hal melakukan program kerja kita, gagal dalam usaha tapi jangan biarkan kegagalan itu menjadi penghambat kita dan penghenti kita untuk berusaha dan untuk maju. Seorang Aristoteles mengatakan “ Jika engkau mencintai dirimu, janganlah engkau memberikannya waktu untuk melakukan kejelekan”. Maksudnya jangan sampai karena kegagalan yang kita hadapi kita malah down dan melakukan tindakan – tindakan yang buruk dan tidak sepatutnya dilakukan. Jika kita sayang kepada diri kita maka perlakukan diri kita dengan baik dan bijak, hargai setiap waktu untuk melakukan kebaikan buat diri sendiri dan orang lain. Tak bermanfaat suatu kesuksesan kalau hanya untuk kepentingan sendiri tanpa bisa membuat orang lain tersenyum bahagia karena kesuksesan yang kita dapatkan.
Kegagalah melahirkan penemuan yang ingin di capai. Dari kegagalan itu kita akan mendapatkan penyempurnaan - penyempurnaan untuk perbaikan diri kita. semua penemuan yang ada di dunia ini di peroleh dari sebuah proses kegagalan dan tidak ada yang langsung memperoleh keberhasilan. Samuel Smile mengatakan “He who never made a mistake, never made a discover - Siapa yang tidak pernah berbuat salah, tidak pernah mendapat penemuan/pembelajaran”.
Jadi, jangan pernah merasa karena kesalahan atau kegagalan membuat kita berhenti berbuat. Tapi, jadikan kegagalan kita sebuah proses penyempurnaan untuk meraih prestasi tertinggi yang kita harapkan dan inginkan. Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran dan jika gagal terus berusaha dan belajarlah dari kegagalan itu. Tak ada pernah kata menyerah dan jangan pernah katakan “aku tidak bisa” sebelum mencoba. Terlalu bodoh diri kita jika membiarkan ketakutan mencoba karena takut gagal membuat kita tak melakukan apa – apa. Kuasai rasa takut kita dan rebutlah peluang yang ada untuk keberhasilan kita kedepan.
Seandainya saja Thomas Alfa Edison itu menyerah dalam percobaannya mungkin kita tidak akan mengenal lampu pijar dan pengembangannya sampai saat ini. Jika para pahlawan itu pasrah dan menyerah dalam perang kemerdekaan karena banyaknya pejuang yang mati mungkin negara kita Indonesia tak akan pernah merdeka. Itulah makna dari sebuah kegagalan bukan suatu hal yang menjadi sindrom ketakutan kita.
Ada juga orang yang belum mencoba tapi takut gagal duluan alias tak berani mengambil resiko kegagalan. Dalam mindsetnya lebih baik mundur daripada gagal dan merugikan diri sendiri. Sebenarnya hidup ini adalah resiko dan memang harus di jalani dengan keputusan- keputusan yang berani. Kita ada dunia dengan resiko - resiko yang siap kita tanggung di akhirat kelak. Pada dasarnya manusia itu dalam kerugian jika kita sama saja tidak berlaku apa – apa seperti yang kemarin. Bukankah kita harus menjadi lebih baik dari pada yang dulu – dulu dan caranya adalah mencoba segala yang kita inginkan untuk mencapai kebaikan – kebaikan tersebut.
Ingatlah kata – kata seorang Mahatma Gandhi tokoh perubahan India “The future depends on what we do in the present‐‐‐Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini”. jika kita gagal di masa lalu kita harus saat ini memperbaikinya dan jadikan kegagalan kemarin itu cerminan dalam perbaikan kita menjadi yang lebih baik. Kita tak perlu memikirkan esok hari tapi esok hari jadikan sebuah tekad kita untuk jadi lebih baik dan lakukan perbaikan itu sekarang dimana waktu yang kita hadapi saat ini adalah penentu kehidupan kita yang akan datang.
Kita boleh saja gagal dalam hal cinta, gagal dalam hal melakukan program kerja kita, gagal dalam usaha tapi jangan biarkan kegagalan itu menjadi penghambat kita dan penghenti kita untuk berusaha dan untuk maju. Seorang Aristoteles mengatakan “ Jika engkau mencintai dirimu, janganlah engkau memberikannya waktu untuk melakukan kejelekan”. Maksudnya jangan sampai karena kegagalan yang kita hadapi kita malah down dan melakukan tindakan – tindakan yang buruk dan tidak sepatutnya dilakukan. Jika kita sayang kepada diri kita maka perlakukan diri kita dengan baik dan bijak, hargai setiap waktu untuk melakukan kebaikan buat diri sendiri dan orang lain. Tak bermanfaat suatu kesuksesan kalau hanya untuk kepentingan sendiri tanpa bisa membuat orang lain tersenyum bahagia karena kesuksesan yang kita dapatkan.
Kegagalah melahirkan penemuan yang ingin di capai. Dari kegagalan itu kita akan mendapatkan penyempurnaan - penyempurnaan untuk perbaikan diri kita. semua penemuan yang ada di dunia ini di peroleh dari sebuah proses kegagalan dan tidak ada yang langsung memperoleh keberhasilan. Samuel Smile mengatakan “He who never made a mistake, never made a discover - Siapa yang tidak pernah berbuat salah, tidak pernah mendapat penemuan/pembelajaran”.
Jadi, jangan pernah merasa karena kesalahan atau kegagalan membuat kita berhenti berbuat. Tapi, jadikan kegagalan kita sebuah proses penyempurnaan untuk meraih prestasi tertinggi yang kita harapkan dan inginkan. Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran dan jika gagal terus berusaha dan belajarlah dari kegagalan itu. Tak ada pernah kata menyerah dan jangan pernah katakan “aku tidak bisa” sebelum mencoba. Terlalu bodoh diri kita jika membiarkan ketakutan mencoba karena takut gagal membuat kita tak melakukan apa – apa. Kuasai rasa takut kita dan rebutlah peluang yang ada untuk keberhasilan kita kedepan.
Sabtu, 15 Januari 2011
Usaha Mandiri Menopang Ekonomi Indonesia
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk nomor 5 terbesar di dunia. Negara Indonesia di akui sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang kaya dari barat di Sabang sampai Merauke di timur. Akan tetapi kekayaan sumber daya manusia ini tidak di barengi dengan tingkat kesejahteraan rakyat yang baik karena angka kemiskinan Indonesia masih tinggi mencapai 14,15% atau mencapai 32,53 juta jiwa seperti yang di lansir oleh BPS ( Badan Pusat Statistik). Ini membuktikan tingkat keberhasilan pemerintah untuk memberantas kemiskinan tidak begitu berhasil. Kemiskinina ini juga di dukung oleh tingkat pengangguran Indonesia yang cukup tinggi mencapai 9,25 juta jiwa.
Program – program pemerintah patut di sorot dalam pemberantasan kemiskinan dan penurunan jumlah pengangguran di Indonesia. Domain pemikiran masyarakat saat ini adalah jika lulus sekolah tinggi ingin di terima bekerja di lembaga negara jadi PNS, di terima perusahaan sehingga banyak persaingan yang harus di lewati. Pikiran seperti ini yang meracuni pendidikan di Indonesia saat ini. Tujuan saat ini dalam pikiran masyarakat kebanyakan adala jadi sarjana biar bisa jadi pegawai negeri, pegawai bank karena masa sekarang dan masa depan akan terjamin dengan adanya uang pensiun sehingga saat penerimaan pegawai tak jarang peserta yang melamar berjubel sedangkan yang diterima adalah sedikit.
Pemikiran – pemikiran seperti ini bukannya akan membantu mengurangi akan pengangguran dan kemiskinan malah akan memperlambat pengentasan pengangguran dan kemisikinan. Memang semua orang berharap kesejahteraan yang terjamin tapi tak harus berharap dan mengharap menjadi pegawai negeri saja tapi bisa menjadi seorang wirausaha. Saat ini lulusan – lulusan sarjana ingin mendapatkan pekerjaan sebagai seorang pegawai negeri dan menyebabkan sindrom takut tidak dapat dan tidak lulus tes pegawai negeri selalu menyelimuti pikiran – pikiran mereka.
Pemerintah harus mampu membuka ruang pemikiran agar pikiran output setelah lulus sekolah tidak hanya berharap menjadi pegawai negeri saja tapi juga membuka pemikiran untuk menjadi seorang wirausaha. Hal ini juga harus di dukung oleh program – program konkrit yang harus di jalankan dan di arahkan dengan baik ke masyarakat. Semua demi tercapainya pengurangan pengangguran dan kemiskinan yang nyata. Berkaca dari kasus tenaga kerja Indonesia yang mencari penghidupan di luar negeri karena alasan tingkat upah yang berbeda sangat signifikan tapi sebenarnya alasan utama adalah susahnya mencari pekerjaan apalagi kebanyakan dari mereka hanya lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Perekonomian yang ideal yang di inginkan semua negara adalah apabila laju inflasi dan pengangguran rendah, sedangkat pertumbuhan output tinggi. Sedangkan saat ini inflasi kita melewati target pemerintah mencapai 6,9 %. Perekonomian Indonesia yang juga di warnai dengan kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok masyarakat membuktikan bahwa tingkat kekuatan ekonomi kita masih lemah. Permasalahan ini menjadi dinamika tersendiri dalam pencapaian kemakmuran Indonesia.
Salah satu faktor yang cukup menghambat pengurangan angka pengangguran di Indonesia menurut menteri tenaga kerja dan transmigrasi Muhaimin Iskandar adalah 50% tenaga kerja Indonesia adalah hanya lulusan sekolah dasar sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan para penyedia kerja. Hal ini dapat di atasi apabila pemerintah lebih memfokuskan dalam usaha mandiri para tenaga kerja itu. Memberi modal untuk mengembangkan usaha sehingga mereka dapat menghidupi kehidupan mereka dan menjadi penyedia kerja bagi tenaga kerja lainnya. Usaha mandiri adalah solusi yang harus di kembangkan masyarakat dengan pacuan program yang intensif yang harus di laksanakan pemerintah.
Perekonomian di topang tidak hanya oleh sumber daya alamnya yang melimpah tapi juga sumber daya manusianya yang memiliki kemampuan mengelola kemampuannya dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya modal. Demi pencapaian perekonomian Indonesia yang benar – benar kuat pemerintah harus menjadi pendorong dalam memaksimalkan potensi yang di miliki oleh sumber daya – sumber daya manusia Indonesia. Tak hanya penyediaan pekerjaan tenaga kerja tapi pemerintah juga harus mengusahakan dengan keras membantu menciptakan usaha mandiri sumber daya manusia tersebut. Agar pendapatan masyarakat tidak hanya di topang oleh hasil penerimaan pekerja oleh pemerintah, perusahaan tapi juga di topang oleh usaha mandiri berupa usaha wirausaha tadi.
Langganan:
Postingan (Atom)